Friday 3 June 2016

Seharusnya

Pukul 22.28, aku takut untuk memulai menulis. Aku hanya berharap semua yang ada dalam pikiranku tertuang dalam cerita ini.
Setiap pagi aku menjalani rutinitas seperti biasa, dari mulai bangun tidur , sholat, itu pun kalau nggak kesiangan bangunnya. Abis itu mandi deh. Sudah hampir 3 tahun aku bekerja dan mulai ku tinggalkan kegiatan lama ku, nge-game hihihihi..!!! Mungkin hampir 2 tahun ku sudahi hubunganku dengan game, tergeser dengan datangnya smartphone baru ku. Setiap hari ku jalani rutinitas ku dari bekerja , hubungan dengan manusia dan hubungan dengan sang pencipta.
Di sinilah iman ku di uji di kota metropolitan Jakarta , dengan bingar-bingarnya katanya.....
Setelah tau jakarta ya biasa saja. Aku pun mulai larut dalam aktivitasku, dan sering meninggalkan 5 waktu.
Nggak tau meniru apa mungkin banyak nafsunya , kita lalai karena capek dan seakan menyombongkan diri dengan gaji yang di bilang lebih banyak dari penghasilan kampung.
Dan kita lupa tugas kita di dunia sebenarnya, mungkin iman ku yang kurang kokoh dan terlalu besar nafsu ku . Memulus kan ku untuk melanggarnya. Ga tau kenapa ?
Kebanyakan dari teman ku yang dulunya rajin dalam beribadah lambat laun mulai meninggalkanya. Mungkin ini cobaan iman hehehe :D
. Uang bisa membuat kita lupa.
Sampai lah dimana di suatu titik aku tak mempunyai tujuan, aku lupa hidup untuk apa.
Cuma 1 yang aku ingat untuk menolong orang banyak. Namun aku lupa hubunganku dengan sang pencipta ... ya Alloh .... aku lupa dengan mu.
Kala tak punya tujuan aku tetap bekerja dan nyambi (bahasa jawa)/sambil kuliah, ya cuma jalani aja tetep tidak dalam tujuan ku dan masih setengah-setengah semuanya. Ya ga maksimal , nilai pas-pasan dan kerja pun banyak masalah . Hmmmm .....
Terbesit satu kata dalam benaku "kewajiban kita ke pada sang pencipta aja ga di jalanin apa lagi kewajiban-kewajiban yang lain pasti ga akan ikhlas menjalaninya".
Dan kita pasti tau lah hasilnya gimana ?
Ya setengah-setengah.
(Bersambung/udah malem ngantuk).
~AFMC~
 
Ketika semua harus di sambung, haha. dan aku sudah mulai lupa karena terlalu lama aku tidak melanjutkan . Namun sampai sekarang masih tetap aku tidak bisa menjalankanya. Dalam pikiran sempit ku aku pengen pulang dan belajar ilmu agama lebih dalam lagi, mungkin sama aja tetap ketika malas menjadi musuh terbesar ku , dan semua tidak akan mempengaruhi nya malas tetap lah malas. Semakin kesini semakin hancur , mungkin bener kiamat sudah bentar lagi . Dalam fikirku selalu memikirkan akan datangnya kiamat dan tanda2 nya , tapi sama aja ga akan merubah kebiasaan diri ku. Mengutip dari ucapan pak ustad " Hidayah hanya akan di berikan kepada orang yang mampu menerimanya " , dari itu selalu terngiang-ngian dalam otak ku  . Ketika aku takut meninggalkan segala keburukan ku apakah aku bisa mendapatkannya , hmm mungkin setan takut aku tinggal :D .
Dan beberapa hari lagi menginjak bulan ramadhan semoga dengan berjalanya bulan ramadhan akan membawaku dalam kebiasaan baik dalam hidup ku .

Pertemuan Pertama

 Dari dulu waktu saya masih aktif mengikuti organisasi , saya selalu memikirkan tentang kesan pada pertemuan pertama. Dan pada dasar nya pertemuan pertama menentukan apa yang akan kita jalani kedepanya. Ketika pertemuan pertama sudah membuat seseorang berubah pikiran tentang kita , di situ juga mimpi buruk akan menghampiri kita . Namun sebaliknya kita akan mudah melanjutkan apa yang menjadi tujuan kita sebelumnya. Dan dalam hal ini memperbaiki tujuan atau pertemuan pertama memanglah sulit, terkadang saya selalu membuat seolah-olah.
Agar seseorang yang kita temui bisa merubah pikiranya. Berusaha keras untuk menjelaskan aku itu seperti ini orangnya bukan seperti apa yang kamu lihat sejak awal , mungkin karena suasana pikiran atau hati yang kurang baik . Jadi membuat semua yang kita persiapkan hancur dan kita memulai lagi dengan kekurangan sana sini. Dan kita harus berkorban lebih banyak waktu untuk memikirkan strategi, agar kita di lihat lebih baik dari sebelumnya. Dan ketika kata menyerah menghampiri , kita harus siap mempersiapkan diri kita dimana suatu titik yang lebih rendah dari ekpetasi awal kita . Memperbaiki diri yang jelas , dan siap menyapa mereka kembali dengan diri yang baru yang lebih baik. Maafkan pertemuan pertama yang telah aku buat , teruntuk kepada mereka yang berfantasi ber ekspetasi lebih tentang aku , dan mereka kecewa. Biarkan aku datang kembali dengan segala kesiapanku dan jiwa yang lebih baik.